Sambiloto, Tanaman Herbal Kaya Faedah – Taksonomi, Ciri & Budidaya


Tanaman Herbal Sambiloto – Indonesia memiliki keanekaragaman budbahasa, budaya, tradisi yang sangat kaya, termasuk di dalam bidang pengobatan tradisional. Obat-obatan tradisional yang mampu diperoleh dan berasal dari tumbuhan salah satunya adalah sambiloto.






Mengenal Sambiloto





Sambiloto ialah satu pola dari ribuan herba yang tumbuh di Indonesia. Tumbuhan ini sudah diketahui sejak kala ke 18 untuk mengobati banyak sekali penyakit. Keampuhan tanaman herbal tidak terlepas dari kandungan bahan aktif didalamnya. Herba sambiloto mampu dipakai untuk mengobati berbagai penyakit, seperti disentri, diare, dan malaria.





Dalam pengobatan Cina, sambiloto dikenal selaku tanaman cold property yang dapat menurunkan panas dan membersihkan racun dalam badan.





Sambiloto sebenarnya bukan tanaman asli dari Indonesia. Menurut para andal, tanaman ini diduga berasal dari India lalu menyebar ke daerah tropis Asia Tenggara hingga Indonesia. Data spesimen dari Herbarium Bogoriense menawarkan, tumbuhan ini telah ada di Indonesia semenjak tahun 1983 dan kini telah tersebar ke seluruh nusantara.





Taksonomi





Sambiloto memiliki julukan King of Bitter atau Raja Pahit, alasannya memiliki rasa yang sungguh-sungguh pahit. Di daerah Jawa Barat, tanaman ini diketahui dengan nama Ki Oray atau Ki Peurat, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama Bidara, dan di Sumatera diketahui dengan nama Pepaitan.





Sedangkan dalam bahasa asing, sambiloto dikenal dengan nama The Creat (Inggris), Quasabhuva (Arab), Kirayat (India) dan Bekarebu (Kanada).





KerajaanPlantae
DivisiSpermathophyta
KelasDycotyledoneae
OrdoPersonales
FamiliAcatheceae
GenusAndrographis
SpesiesAndrographis paniculata nees




andrographis paniculata nees




Ciri dan Habitat Sambiloto





Tanaman obat sambiloto mampu hidup di dataran rendah sampai dataran dengan ketinggian rata-rata 1.500 mdpl secara alami. Tanaman herbal ini dapat berkembang di semua jenis tanah yang mengandung humus dan tata udara serta pengairan yang baik.





Saat ini, habitat alami sambiloto antara lain ladang, tebing, pinggir jalan, jalan masuk air atau sungai, semak, dan dibawah tegakan pohon lain, mirip jati atau bambu.





Secara morfologi, sambiloto tergolong alam flora tegak berbatang kayu dengan bentuk bulan dan sisi empat, serta memiliki banyak cabang atau monopodial. Tinggi tumbuhan antara 30 cm hingga 110 cm dengan daun tunggal berwarna hijau yang saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan teri rata (integer) dan permukaannya halus.





Bunga sambiloto berwarna putih keunguan, bentuknya jorong atau lingkaran panjang, dan pada bab pangkal serta ujung bunga berbentuk lancip. Buah sambiloto juga berbentuk jorong dengan ujung tajam dan panjangnya sekitar 2 cm.





Pada tiap negara, bunga dan buah sambiloto tumbuh pada bulan-bulan tertentu, yakni:






  • Di India, bunga dan buah timbul pada bulan Oktober atau Maret hingga Juli.




  • Di Australia, bunga dan buah muncul pada bulan November hingga Juni tahun selanjutnya.




  • Di Indonesia bunga dan buah dapat ditemui sepanjang tahun.





Manfaat Sambiloto Sebagai Obat Tradisional





Menurut keilmuan farmasi, sambiloto mempunyai efek penyembuhan yang cukup luas dan ampuh. Tanaman herbal ini memiliki kandungan kimia berbentukditerpen, flavonoif, stigmasterol, keton, alkane, aldehid dan mineral lain mirip kalsium, natrium, serta kalium.





herba sambiloto




Berikut ini adalah faedah sambiloto secara farmakologis:






  • antiinflamasi




  • antidiabetes




  • antidislipidemia




  • kardioprotektif,




  • mengobati jerawat kanal napas atas




  • mengobati bisul kanal cerna




  • antidiare




  • antispasmodik




  • antipiretik




  • antikanker




  • antihepatitis




  • mengobati herpes




  • hepatorotektif




  • anti HIV




  • antiparasit




  • antibakteri




  • antimalaria




  • antioksidan




  • memperbaiki tata cara imun




  • mengobati lepra




  • mengobati gonorea




  • mengobati skabies




  • mengobati erupsi kulit




  • mengobati demam kronis musiman




  • memperbaiki disfungsi seksual





Tanaman obat ini mampu dipakai sebagai obat tradisional untuk obat luar dan diminum. Jika sambiloto dipakai selaku obat luar, maka yang dimanfaatkan yaitu daunnya. Caranya, dengan mengunyah atau menumbuk daun tumbuhan hingga halus, lalu ditempelkan pada tempat yang terinfeksi.





Sedangkan kalau dikonsumsi dalam bentuk minuman, maka dapat direbus sampai mendidih kemudian air rebusan tersebut diminum. Cara ini lazimnya digunakan untuk mengobat sakit pencernaan, mirip disentri, mencret, serta malaria dan kencing manis.





Cara Menanam dan Budidaya





Tumbuhan berjuluk “King of Bitters” sering kali ditanam untuk menerima manfaatnya. Berikut ini yakni panduan membudidayakan sambiloto, yakni:





1. Syarat Tumbuh





Habitat ideal untuk syarat tumbuhnya sambiloto ditanam di tanah latosol dan andosol di dataran rendah mulai dari 700 mdpl sampai 1.500 mdpl. Curah hujan yang bagus berada di sekitar 2.000 – 3.000 mm per tahun dengan suhu 25 hingga 32 derajat celcius. Kelembaban yang diharapkan untuk flora ini tergolong sedang, adalah sekitar 70% sampai 90%.





Selama era perkembangan, sambiloto memerlukan cukup sinar matahari. Akan tetapi akan optimal pada kondisi ternaungi sekitar 30%. Namun jika tumbuhan naungan lebih dari angka tersebut, kualitas simplisia sambilot kemungkinan menurun.





2. Persiapan Bibit





Sambiloto mampu dibudidayakan dengan cara biji dan setek. Penanaman melalui biji dilakukan dengan cara merendamnya selama 24 jam lalu dikeringkan dan semaikan. Setelah 1 ahad era semai maka biji akan berkecambah dan menjadi bibit.





Bibit yang telah memiliki daun 5 helai mampu dipindahkan ke polybag kecil yang berisi media tanam berupa tanah, pasir dan pupuk kandang yang sudah dicampur. Setelah 21 hari, bibit dapat dipindahkan ke lahan tanam.





Budidaya sambiloto dengan cara setek dilaksanakan dengan cara mengambil 3 ruas flora yang telah berumur 1 tahun atau lebih. Kemudian bibit dipindahkan ke lahan tanam sesudah berumur 15 hari.





3. Persiapan Lahan





Lahan tanam harus higienis dari gulma dan tanaman pengganggu yang lain. Kemudian dilanjutkan dengan penggemburan tanah sedalam 30 cm untuk selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran menyesuaikan. Pemupukan dasar mampu dikerjakan dengan pupuk kandang dan diamkan selama beberapa hari.





4. Penanaman Sambiloto





Bibit yang telah disiapkan mampu ditanam pada bedangan dengan jarak tanam sekitar 240 cm x 50 xm atau 30 cm x 40 cm.





5. Pemeliharan dan Perawatan





Lahan tanam harus mempunyai drainase yang baik biar tidak terjadi genangan air. Agar tercukupu komponen hara, pemupukan dapat dilaksanakan dengan pupuk sangkar, urea, SP-36 dan KCL.





Pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada dikala era tanam, sedangkan pupuk urea diberikan 2 kali adalah pada bulan pertama dan kedua.





6. Masa Panen





Sambiloto mampu dipanen saat tumbuhan belum berbunga yakni berumur 2-3 bulan sehabis tanam. Cara panennya yaitu dengan memotong bab batang utama sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Panen selanjutnya dapat dilakukan 2 bulan sehabis tanam.


Comments

Popular posts from this blog

Lahan Gambut – Pengertian, Ciri, Jenis, Sebaran, Manfaat & Konservasi