Taman Nasional Gunung Ciremai – Sejarah, Tanaman Fauna & Wisata


Taman Nasional Gunung Ciremai atau biasa disingkat TNGC yakni satu di antara sekian taman nasional yang ada di Pulau Jawa. Keunikan dari taman nasional ini ialah keberadaan Gunung Ciremai, yaitu gunung api paling tinggi di Jawa Barat.





Selain itu, kawasan Mount Ciremai National Park juga sungguh kaya akan keragaman flora dan fauna. Mulai dari jenis yang sering didapatkan, liar, sampai fauna langka membentuk habitat di TNCG. Oleh alasannya adalah itu, kawasan ini juga berfungsi selaku lokasi konservasi.





Berbagai destinasi wisata juga dapat ditemui di taman nasional ini. Bukan hanya daya tarik gunung api dan kekayaan alam saja, melainkan juga destinasi rekreasi alam lain yang begitu mempesona.






Sejarah Taman Nasional Gunung Ciremai





Sebelum resmi menjadi Taman Nasional Gunung Ceremai, tempat ini mengalami sejarah yang cukup panjang. Bermula pada ketetapan yang ditentukan oleh Pemerintah Hindia Belanda bahwa hutan Gunung Ceremai masuk ke dalam kelompok hutan tutupan pada tahun 1930.





Kemudian pada tahun 2003 kawasan ini berubah status menjadi Hutan Lindung. Lalu berdasarkan Surat Nomor 522/1480/Dishutbun tentang Proposal Kawasan Hutan Gunung Ciremai selaku daerah Pelestarian Alam, sehingga pada tahun 2014 Bupati setempat menunjuknya selaku Taman Nasional Gunung Ciremai.





Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 2014 daerah ini resmi berstatus sebagai taman nasional. Adapun luas tempat ini sekitar 15.500 hektar, meluputi kawasah hutan yang berada di kabupaten Kuningan hingga kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat.





Nama Gunung Ciremai sendiri diambil dari kata ‘cereme’ yang ialah sejenis buah dengan rasa yang sangat asam. Meskipun begitu, kata ini tetap diadaptasi dengan penggunaan nama kawasan di daerah Pasundan dan sekitarnya dimana penambahan awalan ‘ci’, sehingga gunung ini hasilnya diketahui sebagai Gunung Ciremai.





Kondisi Alam Taman Nasional Gunung Ciremai









1. Letak dan Topografi





Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai secara geografis terletak di antara 108°21’35’’ – 108°28’00’’ Bujur Timur dan 6°50’25’’ – 6°58’26’’ Lintang Selatan. Sementara letak secara administratif masuk dalam kawasan dua kabupaten, yaitu kabupaten Kuningan dan kabupaten Majalengka, Jawa Barat.





Taman nasional seluas 15.859,17 hektar
ini berbatasan dengan Cigugur, Darma, Nusaherang, dan Kadugege di bab
selatan, di bab utara berbatasan dengan kabupaten Cirebon, di bagian timur
berbatasan dengan kecamatan Kramatmulya, kecamatan Jalaksana, dan kecamatan
Cilimus, serta bagian barat memiliki batas dengan Majalengka.





Topografi dari taman nasional ini berupa bergelombang, curam, berbukit, hingga bergunung. Puncak paling tinggi dari tempat ini berada di puncak Gunung Ciremai, yakni setinggi 3.078 meter di atas permukaan maritim.





2. Iklim dan Hidrologi





Iklim di daerah ini yaitu tipe B dan tipe C dengan curah hujan berada pada kisaran 2.000 – 4.000 mm per tahun. Berdasarkan kondisi tersebut, maka hutan yang berada di taman nasional terbagi menjadi beberapa jenis hutan, mirip hutan dataran tinggi basah yang berada di bagian selatan serta hutan dataran tinggi yang kering di bab utara.





Kawasan Gunung Ciremai juga merupakan sumber air bagi warga yang hidup di sekitar kaki gunung. Pasalnya, beberapa sungai yang mengalir ke pemukiman warga berasal dari gunung ini. Setidaknya terdapat 43 anak sungai dan 156 titik mata air yang 140 diantaranya mengalirkan air secara terus menerus sepanjang tahun.





3. Geologi dan Tanah





Batuan di taman nasional ini yakni jenis batuan endapan vulkanik yang berasal dari kegiatan vulkanik Gunung Ciremai. Berdasarkan data penelitian menyebutkan jenis dari batuan tersebut, adalah batuan gunung api kuarter, batuan sedimen neogen (mioplio) dan batuan gunung api plio-plistosen.





Kondisi tanah di daerah TNGC tergolong ke dalam jenis tanah latosol, regosol, dan andosol. Sementara jenis bebatuan yang terdapat disini ialah batuan endapan vulkanik renta dan batuan endapan vulkanik muda.





4. Ekosistem





Ekosistem di tempat TNGC dibagi menjadi beberapa macam ekosistem, ialah ekosistem di tempat tropik, ekosistem di pegunungan, dan ekosistem di subalphin.





Flora dan Fauna Taman Nasional Gunung Ciremai





Sebagai daerah yang sebelumnya berstatus Hutan Lindung, wilayah yang dikontrol oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai ini sungguh kaya akan keragaman tanaman dan fauna. Berbagai jenis tanaman dan satwa langka mampu ditemui di sepanjang area taman nasional ini.





1. Flora





Beberapa jenis flora yang mendominasi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, antara lain mara (Macaranga tanarius), mareme (Glochidin sp.), huru (Lisea spp.), puspa (Schima wallichii), ki sapu (Eurya acuminate), dan saninten (Castonopss argentea).





bunga puspa




Flora yang hidup di kawasan taman nasional ini dibagi ke dalam dua zona, ialah zona pegunungan lembap dan zona pegunungan kering. Beberapa jenis yang hidup di zona pegunungan lembap antara lain yakni berbagai jenis saninten, seperti Castanopsis argentea, Castanopsis tungurrut, dan Castanopsis javanica.





Ada juga dari jenis pasang mirip Lithocarpus sundaicus dan Lithocarpus tungurrut. Sementara tumbuhan dari beberapa suku lain yang hidup di daerah ini adalah suku Elaeocarpaceae adalah kareumbi (Omalanthus populneus) dan mara (Macaranga denticula), suku Fagaceae ialah jenitri yang berasal dari tiga spesies (Elaecarpus obtusus, Elaecarpus stipularis, dan Elaecarpus petiolatus).





Selain itu, ada pula dari suku Euphorbiaceae dalam hal ini beberapa spesies jirak, ialah Symplocos fasciculata, Symplocos spicata, Symplocus theaefolia, dan Symplocos sessilifolia. Terdapat juga suku Symploceae adalah jenis ara, seperti Ficus racemosa dan Ficus padana. Lalu dari suku Moraceae ada dua spesies yang juga mendominasi di seluruh tempat taman nasional, seperti puspa dan ki sapu.





Sementara
untuk tanaman yang hidup di tempat yang kering didominasi oleh jenis medang atau
huru (Litsea spp.), mara (Macaranga tanarius), bingbin (Pinaga
javana
), dua spesies saninten, mareme (Glochidin sp.), serta pandan
gunung (Pandanus sp.).





Semakin
naik ke puncak yang disebut selaku zona montana tumbuhan yang mendominasi yakni
jenis jamuju (Dacrycarpus imbricatus dan suku Podocarpaceae).
Flora ini juga membentuk sebuah vegetasi yang khusus.





2. Fauna





Seperti yang sudah disebutkan, bahwa Taman Nasional Gunung Ciremai  juga menjadi habitat berbagai jenis satwa langka. Diantaranya adalah surili (Presbytis comate), macan kumbang (Panthera pardus), dan elang jawa (Spyzaetus bartelsi).









Adapun
untuk jenis satwa liar di kawasan ini ialah ular sanca (Phyton molurus),
engkek kiling (Cissa thalassina), kijang (Muntiacus muntjak),
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan sebagainya.





Jenis
mamalia penting selain fauna langka dan liar yang ada di tempat ini antara
lain lutung budeng (Trachypithecus auratus), kukang jawa atau yang umum
disebut paras geni (Nycticebus javanicus), dan pelanduk jawa (Tragulus
javanicus
).





Selain itu, gunung ini juga merupakan wilayah yang sangat penting untuk berbagai populasi jenis burung. Beberapa diantaranya yakni burung endemik, bahkan ada yang keberlangsungannya rentan mirip ciung mungkal jawa (Cochoa azurea) dan celepuk jawa (Otus angelinae).





Sementara itu, ada 18 spesies burung yang status persebarannya terbatas seperti walik kepala ungu (Ptilinopus porphyreus), berkecet biru renta (Cinclidium diana), poksai kuda (Garrulax rufifrons), puyuh gonggong jawa (Arborophila javanica), cica matahari (Crocias albonotatus), kenari melayu (Serinus estherae), opior jawa (Lophozosterops javanicus), dan lainnya.





Kegiatan dan Destinasi Wisata





Kawasan dengan pesona alam yang indah dan mempesona memang selalu menawan untuk dikunjungi, termasuk Taman Nasional Gunung Ciremai. Terdapat berbagai jenis pesona alam yang dapat dijadikan selaku tujuan rekreasi di taman nasional ini. Nilai plusnya ialah pengunjung juga mampu menyaksikan keanekaragaman tanaman dan fauna di destinasi tersebut.





1. Curug Putri





Curug Putri adalah satu di antara sekian jeram yang berada di tempat taman nasional ini. Lokasi penderasan Curug Putri dapat ditempuh dengan lewat jalur sekitar 300 meter dari pos masuk. Jalur tersebut tergolong mudah untuk dilalui, sehingga tidak terlampau memberatkan.





curug putri




Air menggeluti yang mempunyai ketinggian meraih 20 meter ini menjadi tempat rekreasi yang wajib di kawasan taman nasional. Di sini hadirin mampu menikmati udara segar dan ketenangan dikala menyatu dengan alam.





2. Telaga Remis





Telaga Remis sebetulnya memiliki nilai sejarah yang tinggi, sebab menjadi saksi bisu dari segala bentuk kegiatan pada kala Kerajaan Mataram. Selain itu, telaga yang mempunyai luas 2,82 hektar ini dikelilingi oleh barisan pohon pinus, jadi sangat sesuai untuk menjadi lokasi foto. Pengunjung juga dapat melakukan acara sepeda air dan memancing.





3. Situ Cicerem





Situ Cicerem ialah danau yang berada di kaki Gunung Ciremai dan juga diketahui selaku Danau Cermin. Sebab, air danau ini sangat jernih. Akses untuk mencapai danau ini juga sangat mudah, adalah hanya dengan memakai kendaraan roda dua maupun roda empat.





situ cicerem




4. Sumur Tujuh Cikajayaan





Sumur Tujuh Cikajayaan memiliki nilai religi yang cukup kental. Alasannya berasal dari iktikad masyarakat bahwa sumur yang telah berusia ratusan tahun ini diyakini selaku tempat petilasan wali yang berasal dari Cirebon.





5. Bumi Perkemahan





Bumi perkemahan di sekeliling Gunung Ciremai cocok untuk hadirin yang bahagia merasakan sensasi menyatu dengan alam. Di tempat taman nasional ini ada banyak area untuk berkemah yang tersebar di beberapa lokasi spesifik.





berkemah




Beberapa bumi perkemahan yang ada di daerah ini ialah Bumi Perkemahan Cibunar, Bumi Perkemahan Woodland Hulu Ciawi, Bumi Perkemahan Balong Dalem, dan Bumi Perkemahan Patulungan. Ada juga Bumi Perkemahan Cipanten yang jadi anjuran jikalau ingin berkemah di antara hamparan hutan pohon pinus.





6. Situ Sangiang





Situ Sangiang yaitu lokasi wisata yang berada sekitar 800 meter sebelum Kota Talaga dari arah selatan. Pemandangan di kawasan ini memang sungguh indah. Selain itu, hadirin juga mampu melakukan aktivitas lintas alam, memancing, bersampan, dan masih banyak lagi.





7. Mendaki Puncak Gunung Ciremai





Gunung Ciremai adalah gunung api soliter yang berada di daerah taman nasional ini. Keunikan dari gunung ini yakni lokasinya yang dekat dengan Laut Jawa dibanding gunung yang lain dan juga ialah gunung api strato (aktif).





mendaki gunung




Sebagai gunung tertinggi di provinsi Jawa Barat, Gunung Ciremai memang mempunyai tantangan kepada para pendaki untuk menakhlukan puncaknya. Apalagi medan menuju puncak cukup berat, cuaca yang labil, serta mata air yang juga susah ditemukan sepanjang jalur menuju puncak.





Beberapa jalur pendakian menuju puncak Ciremai yaitu Jalur Pendakian Linggarjati atau Linggasana, Jalur Pendakian Palutungan, Jalur Pendakian Apuy, dan Jalur Pendakian Padabeunghar.





Referensi: aneka macam sumber


Comments

Popular posts from this blog

Lahan Gambut – Pengertian, Ciri, Jenis, Sebaran, Manfaat & Konservasi